PENANTIAN PANJANG
Cerpen Viranda Karlina
Aku tersenyum menatap sun set
yang indah di pinggir pantai bersama lelaku yang sangat aku cintai. Kak
Tyo,dialah kekasihku yang baru satu bulan ini mewarnai hari-hariku.
Ya,sudah 1 bulan aku dan dia menjalin hubungan. Aku merasa sangat nyaman
berada di sisinya. Dia mampu membuatku tersenyum,membuatku tertawa dan
membuat segala yang ada hidupku menjadi berwarna. Aku tak bisa
membayangkan jika hari-hariku tak ditemani olehnya. Kak tyo adalah cinta
pertama bagiku. Walaupun dia bukan pacar pertamaku. Namun dia adalah
orang yang pertama kali memperkenalkanku dengan arti cinta sesungguhnya.
Rasaku padanya tak bisa kutuliskan dengan jelas oleh tinta. Yang aku
tahu,aku sangat mencintainya,dan tak mau kehilangannya.
Gina,dia adalah sahaba sekaligus teman sebangkuku di sekolah,yang dengan
setia selalu mendengarkan curhatanku tentang Kak Tyo. Gina tahu persisi
tentang perasaanku terhadap lelaki itu. Bahkan jika aku ada masalah
dengan kak Tyo,dialah orang pertama yang kudatangi untuk menciratakan
masalah kami. Dan pastinya dia akan menjadi pendengar setia curhatanku.
Hingga akhirnya ketakutanku berubah menjadi nyata ...
****
Sore itu aku sedang membeli buku bersama teman cowok sekelasku - Rian,di
mall. Dan sungguh aku tak menyangka bahwa Kak Tyo melihat kami berdua
dan mengira ada hubungan di antara kami.
Malam itupun menjadi malam air mata bagiku. Karena Kak Tyo memutuskan
semua tali cinta yang sudah W setengaj bulan ini kami rajut. Ia
memutuskan begitu saja hubungan kami,tanpa melihat hatiku yang hancur
berantakan. Aku benar-benar tak bisa melakukan apa-apa lagi. Entah
berapa banyak sudah air mata yang jatuh mambasahi pipiku,berapa banyak
sudah kata-kata yang keluar dari mulutku,yang intinya aku tidak Kak Tyo
pergi dari sisiku. Berkali-kali kujelaskan bahwa tak ada sesuatu apapun
di antara aku dan Rian. Namun percuma,kak Tyo tatap tak mengubah
keputusannya.
"Rasa sayang kakak cepet hilang,kalo orang itu udah nyakitin kakak"
kata-kata inilah yang keluar dari mulut kak Tyo,setiap kali aku meminta
maaf padanya. Namun dia tetap pada keegoisannya. Ia tetap pergi
meninggalkanku. Seoal-olah sudah tak sayang lagi padaku.
Dan yang bisa ku lakukan saat itu hanyalah menangis dalam pelukan Gina.
Kata-kata Gina yang menghiburku,tetap tak ku indahkan. Aku terlalu sibuk
dengan hatiku yang hancur. Hanya air matalah yang mampu berbicara saat
itu. Menggantikan bibir yang sudah tak mampu mengucapkan kata-kata.
Hidupku tanpa kak Tyo,bagaikan sebuah pil pahit yang harus kutelan tanpa
harus meminum air.
***
Semenjak kak Tyo memutuskan hubungan kami,ia jarang menghubungiku.
Telpon serta sms-smsku tak di indahkannya. Ya..dia masih sibuk dengan
keegoisannya yang tidak memikirkan diriku di sini-yang masih
mengharapkan dia kembali dalam pelukku. Namun lagi dan lagi,aku hanya
bisa menangis.
"Udahlah oliv..ngapain kamu mikirin kak Tyo..yang jelas-jelas cuma
nyakitin kamu.." Kata Gina "nanti malah kamu tambah sakit liv.."
Sambungnya. Aku menarik nafas dalam-dalam.
"Aku gak peduli Gin..yang aku tahu..aku sayang kak Tyo..aku masih ngarepin dia kembali Gin.." Kataku sambil meneteskan air mata.
"Iya aku tahu..tapi gak sebaiknya kamu kaya gini terus..liat tuh..di
bawah mata kamu ada lingkaran hitam,kamu sering tidur tengah malam
yaa.." Ucap Gina khawatir.
"Kak Tyo bener-bener udah ngerubah hidup aku Gin..dia pergi di saat aku
sayang banget sama dia..dia sama sekali gak mikirin perasaan aku
Gin..aku gak kuat..aku lemah tanpa dia.." Kataku masih dengan air mata
yang terurai.
Gina memelukku,dia tahu persis keadaanku yang sangat lemat saat itu. Dan
tiba-tiba aku merasa tulang belakangku sangat nyeri. Seperti terkena
hantaman kayu yang sangat kuat. Hingga nyeri itu mematikan kesadaranku.
Aku pingsan !!
****
Aku terbangun,dan kulihat mama, papa,kak Loli dan Gina mengelilingi
tempat tidurku. Mata mereka terlihat sembab,seperti orang yang habis
kebanjiran air mata.
"Mama..aku gapapa kan?" Kataku. Namun saat aku hendak bangun,nyeri di
tulang belakangku datang lagi. Kali ini aku benar-benar tak bisa
bergerak. Aku seperti terkena lumpuh total. Dan kulihat air mata mama
yang kian menderas. Aku bingung.
"Mama kenapa ma? Aku gapapa kan..aku baik-baik ajakan ma..pa.." Kataku.
Namun semua tetap bungkan. Seolah tak mendengar suaraku yang parau. "Kak
Loli..Gina.. Aku kenapa..kenapa tubuh aku sangat nyeri kalo aku gerak?
Kenapa mama sama papa nangis? Kenapa..jawabb.." Sambungku dengan air
mata yang mulai menetes.
"Olivia..kamu sabar yaa dek.." Kata kak Loli.
Sabar??? Apa maksudnya. Apa sesuati telah terjadi padaku?
"Olivia.." Kali ini papa angkat bicara. "Olivia harus kuat ya..Olivia
harus janji gak bakalan ninggalin kita semua di sini.." Kata papa.
"Aku kenapa pa? Apa aku sakit?" Kataku menanggapi kata-kata papa.
"Oliv..Olivia terkena kanker tulang belakang sayang.." Sambung papa.
Aku benar-benar tak bisa berkata apa-apa. Lagi dan lagi,air mata mengalir deras membasahi pipiku.
"Oliv udah di vonis dokter,bahwa hidup oliv gak bertahan lama..hanya sekitar.." Kata papa terputus.
"Sekitar berapa pa? Berapa lama aku bisa bertahan?" Kataku dengan suara yang terbata.
"Sekitar 2 bulan sayang.." Kata papa akhirnya.
Kulihat wajah mama yang bersembunyi di balik bahu papa. Aku tahu
perasaan mama saat itu. Beliau tak kuasa memandang ke arahku. Beliau tak
bisa berkata apa-apa. Yang ia bisa hanyalah menangis. Lengkap sudah
penderitaanku. Setelah kehilangan kak Tyo,aku juga harus berjuang
melawan penyakit ganas yang mematikan ini, Kanker Tulang !!
Aku menangis. Kulihat wajah Gina yang basah oleh air matanya. Dan dia
mengembangkan senyum getirnya ke arahku. Ya..dia adalah orang yang
munafik. Dia masih bisa tersenyum menutupi kesedihannya. Dari dialah aku
beljar tegar mengahadapi masalah apapun. Kulihat semua orang di ruangan
itu tengah terdiam dengan air mata yang terus berbicara. Aku mencoba
tersenyum.
"Mama..papa..kak Loli..Gina..udah ya,gak usah nangis lagi..aku bakal
berjuangmelawan penyakit ini,supaya aku tetap di sini sama kalian
semua..kalian do'ain aku yaa" kataku.
"Kita pasti do'ain kamu sayang" kata mama.
"Dalam do'a kita..nama kamu selalu hadir liv.." Kata Gina masih dengan senyum getirnya.
"Maksih yaa..tapi..kalo nanti aku pergi..kalian jangan terus-terusan
sedih ya..aku pergi karena udah takdir aku..Tuhan udah ngatur
semuanya..dan aku yakin.. Tuhan pasti akan memberikan pengganti aku yang
lebih baik dari aku.." Kataku dengan air mata yang sudah agak mereda.
"Kita semua sayang oliv..oliv pasti kuat menjalani semua ini..anak papa
Olivia adalah gadis yang kuat..papa percaya itu.." Kata papa.
Ya..papa adalah orang yang percaya bahwa aku kuat. Dan benar,dari kecil
sampai sekarang,papalah yang membuat aku percaya,membuatku kuat,dan
membuat aku menjadi seseorang.
"Aku sayang papa..sayang mama..sayang kalian semua" kataku akhirnya.
****
Sore itu,aku terduduk di kursi roda yang didorong oleh Gina. Menikmati udara sejuk di taman RS. Tiba-tiba aku teringat kak Tyo.
"Gimana ya kabar kak Tyo sekarang..apa dia baik-baik aja..aku kangen
dia..kangen banget.." Kataku sambil menatap langit sore yang berwarna
keemasan.
"Sabar ya liv..kak Tyo pasti juga kangen kamu..percaya deh" kata Gina.
"Kayanya mustahil deh.." Kataku tersenyum sinis.
"Harus optimis dong..gini aja..kamu titipin salam kangen kamu ke kak Tyo
melalui mega-mega yang cantik itu deh..kamu yakin kan..mega-mega itu
pasti melewati tempat kak Tyo berada" kata Gina.
Ya..awan sore itu memang terlihat sangat cantik. Aku tersenyum.
"Awan-awan yang cantik..titip salam kangen aku buat kak Tyo
yaah..sampein ke dia kalo aku kangen banget sama dia..aku masih sangat
menyayanginya.." Kataku dengan memejamkan mata.
Gina tersenyum melihatku.
"Oh ya..titp pelukanku buat dia juga ya" sambungku.
"Jangan lupa lewat sini lagi ya awan..kasih tau balesan kak Tyo..hihi" ucap Gina. Aku tertawa kecil mendengarnya.
****
Pukul 09:00 minggu pagi tepatnya tanggal 10 agustus. Gina sudah berada
di bangku taman bersama Kak Tyo. Ya..tanpa sepengetahuan Olivia,Gina
menemui kak Tyo,untuk memberi tahu keadaan Olivia sekarang. Gina
menceritak semua tentang keadaan Olivia,vonis dokter,sampai perasaan
Olivia yang masihmencintai kak Tyo. Kak Tyo terlihat melamun setelah
Gina selesai menceritakan semuanya.
"Gina harap kak Tyo mau menemui Olivia" kata Gina.
"Gin..kakak udah gak sanggup ngebohongin diri kakak sendiri..kakak emang
masih sayang sama Olivia..kakak gak bisa ngelupain dia.." Kata kak Tyo.
"Trus kenapa kaka Tyo gak bilang itu ke Oliv? Gengsi? Norak ya kakak!
Kakak tau gak..Oliv gini juga karena terlalu capek mikirin kakak! Tapi
kakak gak ngerti sama sekali sama perasaan oliv.." Kata Gina marah.
"Iya,kakak emang salah,kakak bodoh,bodoh banget..kakak mau minta maaf sama dia.." Kata kak Tyo.
Tiba-tiba kak Tyo membisikan sesuati di telinga Gina. Sepertinya sebuah
rencana. Gina nampak tersenyum mendengar kata-kata kak Tyo. Setelah itu
ia mengacungkan jempolnya ke arah kak Tyo.
***
Pukul 18:30. Aku terbaring di atas ranjang rumah sakit. Saat itu hanya
ada mama. Karena papa masih ada urusan di kantornya. Gina dan kak Loli
dari tadi sore tak kelihatan batang hindungnya.
Tiba-tiba pintu terbuka dan sosok lelaku yang selama ini kurindukan muncul dari balik pintu. Kak Tyo..
***
Aku terduduk di kursi roda. Dan di sampingku berdiri kak Tyo. Saat itu
kamu berada di lantai atas menatap bintang dengan tanganku yang di
genggam erat oleh kak Tyo. Kak tyo tersenyum ke arahku dan membelai
rambutku yang terurau panjang denga lembut.
Kubalas senyumnya dan tiba-tiba kembang api yang sangat indah muncul dia
gelapnya langit sanagat itu. Cahaya dari kembang api tersebut sangat
indah. Aku terpaku menatapnya. Tiba-tiba kak Tyo berlutut di hadapanku.
"Kakak.." Kataku.
"Adek..kakak sayang sama adek..kakak gak bisa terus-terusan bohongin
diri kakak..kakak sayang adek..maafin kakak yaa..karena kesalahan kakak
kemaren.." Kata kak Tyo dengan lembut,sambil menggenggam tanganku.
"Kakak..adek juga sayang kakak..tapi..keadaan adek sekarang.." Kataku terputus.
"Kakak gak peduli..yang penting kakak sayang adek..adek mau kan balekan sama kakak?" Kata kak Tyo lagi.
Aku mengangguk dengan cepat. Tiba-tiba kak Tyo mencium keningku. Dan
saat itu juga,ratusan balon terlihat melayang-layang di langit. Aku
terpaku menatapnya. Aku memang sangat menyukai balon. Namun balon itu
terlihat sangat indah,karena di dalamnya ada lampu yang berwarna-warni.
"Balonnya bagus banget..ini semua.."Kataku sambil beralih menatap kak Tyo.
"Iya,ini semua kakak yang siapin buat adek" kata kak Tyo tersenyum puas.
Aku tersenyum sambil terus menggenggam erat tangan lelaki itu.
***
Sudah satu bulan aku di rawat di rumah sakit. Saat itu tanggal 10
september. Hari itu adalah hari yang special bagiku. Hari itu adalah
hari ulang tahunku sekaligus hari dimana hubunganku dengan kak Tyo
menginjak 1 bulan. Aku tersenyum puas hari itu. Aku merasa kebahagiaan
sangat berpihak kepadaku.
Tak lama kemudian,papa dan mama memberikan kejutan kepadaku dengan
membawakan sebuah kue tart besar berwarna ungu,nice cake!! Kak Loli dan
Gina pun tak mau ketinggalan,mereka membawakanku boneka winnie pooh
besar kesukaanku. Kak Tyo pun tak mau ketinggalan,ia membawakanku kue
tart berhias winnie the pooh dan balon berwarna ungu. Sungguh
kebahagiaan yang sangat tak bisa kulupakan.
***
Sore itu..masih dalam hari ulang tahunku. Aku terduduk d kursi roda yang
didorong oleh kak Tyo di taman rumah sakit. Masih teringat olehku,saat
aku menitipkan salam kangenku melalui mega-mega cantik,untuk kak Tyo.
Dan saat ini,lelaku itu berada di sampingku sambil menggenggam erat
tanganku. Aku bahagia sekali.
Namun saat aku tengah menikmati udara segar sore itu bersama kak
Tyo,nyeri di tulang belakangku datang lagi. Bahkan saat ini sakitnya
lebih hebat dari sebelm-sebelumnya. Kak Tyo yang panik langsung
berteriak mencari suster. Dengan panik, suster-suster itu membawaku k
ruang ICU. Saat suster hendak menutup ruang ICU tersebut,aku menahannya.
Aku ingin mengatakan sesuatu kepada semuanya.
"Mama,papa,kak Tyo,Gina kak Loli..kalo nanti aku keluar dari ruangan ini
dengan tubuh yang udah gak bernyawa lagi..ikhlasin aku pergi yaa..Tuhan
udah ngabulin semua permintaan aku..kalau memang Tuhan akan ngambil aku
sekarang..aku rela..aku rela kalo hari ulang tahun aku..juga hari jadi
aku bersama kak Tyo..menjadi hari terakhir aku menatap senyum
kalian..menatap sinar mentari..aku relaa..aku sayang kalian semua.."
Kataku terbata.
"Mama sama papa sayang oli.." Kata mama beruaraian air mata.
"Oliv sahabat terbaik Ginaa" kata Gina.
"Olivia adalah adek terhebat kakak.." Kata kak Loli.
"Kakak sayang adek..kakak cinta adek .. Maaf buat semuanya sayang.." Kata kak Tyo.
"Iyaa..aku juga sayang kalian semua..mama papa..maafin kesalahan aku yaa" kataku akhirnya.
Dan akhirnya ruang ICU di tutup. Aku sudah tak sadarkan diri. Dokter
terus berupaya menyelamatkanku dengat segala atal-alatnya. Namun takdir
berkata lain. 10 september hari ualng tahunku,hari jadiku bersama kak
Tyo,menjadi hari terakhirku menatap sinar mentari. Dunia sudah tak
memperkenankanku untuk melangkah di atasnya. Namun aku pergi dengan
tenang. Dengan kasih sayang mama papa,kak Loli, kasih sayang sahabat
terbaikku,dan cinta lelaki yang sangat kucintai. Semua itu tertanam di
hatiku.
"Kakak sayang adek..Tuhan..jaga Olivia baik-baik di sana yaa..jangan
biarka dia tersakiti..dia adalah gadis yang sangat baik..Oliv..tunggu
kakak disana ya..kakak pasti bakal nyusul adek..love you sayang.."
Kata-kata kak Tyo mengiri kepergianku hari itu.
Aku tersenyum menatap keluargaku,sahabatku dan lelaku yang ku cintai dari atas.. Aku yakin Tuhan akan menjaga mereka semua.. :)
Ya.. Cinta yang tulus akan membuahkan ketulusan juga..jangan takut untuk
mencintai seseorang yang tidak mencintai kita..karena tanpa kita
sadari..Tuhan talah menitipkan sebagian hati kita di dalam hati orang
itu..dan yakinlah bahwa orang itu akan menjadi milikmu selamanya... :)